BILA ALLAH MENGUJI...
Mashallah!
Ujian sebenarnya adalah guru yang tidak bercakap, tetapi ia sebenarnya sangat mengajar dan mendidik. Ujian terkecil (apalagi besar) yang kita alami dalam hidup, semuanya adalah takdir Allah yang mempunyai maksud yang sangat penting. Orang yang dapat mengetahui maksud itulah yang mendapat pengajaran dan pendidikan dari setiap takdir Allah. Di antara maksud Allah itu ialah :-
1. Untuk melatih kita mendapatkan sifat-sifat yang baik seperti sabar, redha, mengenang budi, tawakal, memikirkan nasib orang lain, mengaku diri sebagai hamba yang lemah ( yang tidak kuasa menolak takdir buruk yang datang ), berbaik sangka, mendekatkan diri dengan Allah, ingat akhirat, harap pada Allah, merasai tipu daya dan sementaranya dunia dan lain-lain lagi. Perasaan ini sama pentingnya dalam usaha membangunkan peribadi taqwa. Dan untuk mendapatkannya, nafsu perlu dilatih dan disakitkan sebab ia asalnya liar, sangat ingin kepada keburukan dunia dan lupa akhirat. Maka kita hendaklah mendidik, membersihkan dan mengubatinya sungguh-sungguh supaya meningkatlah nafsu kita kepada nafsu mutmainnah sekurang-kurangnya. Untuk itu ujian-ujian kesusahan, penderitaan, penghianatan, ketakutan, kesakitan, kehilangan pengaruh atau pengikut, dll adalah perlu. Ujian-ujian ini sengaja didatangkan agar terasalah kita ini hamba lemah yang tiada berkuasa untuk menolak ketentuan Tuhan. Ini penting demi untuk menanamkan rasa kehambaan ke dalam hati, sekaligus membuang rasa tuan, rasa Tuhan, rasa besar diri dan takabur yang merajai hati kita selama ini.
2. Seterusnya bila kita ditimpa penderitaan hidup maka kita pun berkata pada diri kita, “Sabarlah! Redhalah!” Allah tidak buat ini semua dengan sia-sia. Allah sangat kasih dan sayang pada hamba-Nya. Ujian ini berarti Allah sayang karena Dia hendak mendidik kita menjadi orang yang sabar, redha dengan takdirNya.
3. Seterusnya bila ditimpa ujian yang membuat kita rasa terhina dan tidak berguna, maka insaflah bahwa kita asalnya hina dan jahil. Kalau begitu mana boleh kita menghinda-hina orang dan memandang rendah pada orang lain. Diri kita pun kalau Allah tidak pelihara nescaya terhina dan tidak berguna sama sekali.
4. Begitu juga bila kita diuji dengan ketakutan maka ujian itu mengajar kita supaya menyerahkan diri sepenuhnya pada Allah dengan penuh tawakal. Nasib kita dalam tangan Allah, bukan dalam tangan siapa-siapa selainnya. Jangan takut! Lakukan setiap sesuatu untuk Allah. Kemudian bertawakallah. Kemudian bila diuji dengan kesakitan, sebenarnya Allah mau memberitahu kita bahwa begitulah susahnya orang yang dalam kesakitan. Kalau begitu perlulah kita bertimbang rasa, mengunjungi dan membantu si sakit dan lain-lain.”
No comments:
Post a Comment